Minggu, 01 Maret 2015

Wahai calon imamku' ukhti berbicara

1908008_1449917661916936_4542215355353309161_n
Aku berhasil mendengar suaramu pagi ini walaupun cuma sekedar “Assalamu’alaikum, Hahaha..
Hey calon imamku,

Apa kabar dengan rindumu? Semoga masih selalu aku, yang kau rindukan dengan terlalu. Karena ah, aku tak pernah membayangkan, apa jadinya rinduku, bila ia merindumu sendirian saja.

Rindu itu sendiri pun mampu kesepian, kurasa. Maka pagi ini, apakah kamu bersedia meluangkan sedikit saja waktumu, untuk membaca lagi satu puisi untukmu?
Ah ya, aku tahu, sudah terlalu banyak puisi kusuguhkan untukmu, bukan? Lewat tulisan di tumblr-ku? Hehehe namun aku berjanji, puisi yang ini akan berbeda dari biasanya. Kamu akan merasa bahwa kamu sedang membaca surat cinta.
Anggaplah ini surat cinta, bukan puisi yang sudah sering kali kamu baca.
Kepada calon imamku,
Kumohon jangan lagi beranggapan bahwa aku adalah wanita yang berlebihan. Kamu tahu, jarak jauh terkadang mampu begitu kejam.
Dan aku begitu merasa terhibur, karena kata-kata dalam tulisan mampu dengan setia menjadi sahabat tanpa banyak pinta.
Goresan kata-kata ini adalah suatu media, agar apa yang kuingin kamu tahu, mampu kamu tahu tanpa aku perlu berkata-kata. Kesibukan begitu rakus kan? Mereka begitu ingin memangkas waktu-waktu bersama kita.
Calon imamku,
Jagalah setiamu di sana. Jangan biarkan apapun membuatmu terlupa, bahwa ada seorang wanita yang setia mendoakanmu; walau dari jarak yang begitu jauh. Lalu, jalanilah hari-harimu dengan baik.
Karena hari di mana kita akan selalu bersama akan datang nanti, tak lama lagi (insyaAllah aamiin).
Dan ketika kamu menghadapi hari yang kelabu, ingatlah aku. Telah kupinta Tuhan agar membuka payungnya di atas kotamu, agar kau senantiasa merasa teduh.
Atas apapun yang kamu rasa begitu susah, kumohon jangan mudah untuk menyerah

1 komentar: